SEJARAH MUSIK KERONCONG LENGKAP

Jumat, 07 Maret 2014
instrumen orkes keroncong asli (cello, cuk, cak)

PERJALANAN PANJANG MUSIK KERONCONG
oleh : Edi Narco

Musik keroncong  yang banyak dikenal  musik yang berasal dari Portugis,  anggapan ini sepintas benar mengingat  instrumen (alat musik keroncong) seperti  gitar adalah yang pertama kali memperkenalkan ke Indonesia adalah bangsa Portugis.      Penulis ingin memberikan suatu pencerahan bahwa musik keroncong berasal dari multi bangsa yakni, Arab, Cina, Portugis, Belanda, Hawai  dan Nusantara sendiri. Adonan dari berbagai genre inilah yang tercipta suatu musik "Genre" yang bernama "Keroncong".       Penulis meniitik beratkan pada aragemen musik keroncong itu yang ada.

Musik keroncong, adalah salah satu jenis musik yang  mempunyai genre seperti musik lainnya seperti klasik, blues, country, rock, pop, dangdut, melayu atau lainnya yang meramaikan di dunia musik.   Orang awam melihat mendengar musik keroncong sama-sama aja, pokoknya musik yang mainin (pemainnya) kebanyakan orang tua, demikian pula penyanyi maupun pendengarnya. Suara penyanyi mendayu-dayu dengan iringan instrument akustik, dengan bunyi crOng-crOng-crOng.

Spesifikasi musik keroncong  memang sangat khas.  Mempunyai ciri-ciri dimulai dari instrument yang digunakan antara lain Biola (violin), Flute (seruling),  Guitar, Ukulele (cak), benjo (cuk), Bas, Kontra Bas (cello).  Syair lagu yang keroncong berisikan masalah-masalah sosial kehidupan sehari-hari, juga menggambarkan keindahan alam,    seperti sanjungan maupun harapan pada bumi pertiwi. Contoh lagu-lagu keroncong Roda Dunia, Petir, Bandar Jakarta, lgm. Tawangmangu, Tanah Airku. Pengarang syair maupun lagu menyesuaikan masanya masing-masing.

Susunan akord  digunakan di musik keroncong  sudah baku, jenis keroncong I, V, II, V, IV .....  jenis langgam I, IV, V, I ....... ada lagi jenis Stambul I, Stambul II, dan Stambul III beda dengan keroncong dan langgam.

Musik keroncong dari masa ke masa mengalami  perubahan tersebut  pada jenis instrumen yang dipergunakan dan cara memetik atau memainkankannya. Musik keroncong yang  berasal dari kota Tugu (Jakarta) berbeda dengan gaya keroncong dari Solo. Perkembangan musik keroncong memang pasang surut pernah mengalami masa popularitas di tahun 40 dan 50-an. Meredup seiring datang musik Beatles, dan Elvys Presley. Di tahun 60an hampir tak terdengar ramainya musik dari luar negeri dan dalam negeri.  Di masa itu musik keroncong  ingin beradaptasi dengan musik rock n rool gaya elvys maka ada lagu keroncong dengan beat rock n roll dinyanyikan oleh musisi keroncong seperti lagu Tirtonadi yang sangat terkenal itu. Lagu tersebut baru penulis tahu persis dari ayah saya dan mendengarkan  Bapak Gesang menyanyikan lagu Tirtonadi dengan Beat  rock n roll. Di tahun 70-an Mus Mulyadi dengan diiringi Favorit band pimpinan A. Riyanto menyanyikan lagu keroncong dengan iringan instrumen elektrik, biasyanya keroncong menggunakan instrumen akustik. Saat itu lagu Dewi Murni, Kota Solo, Dinda Bestari dengan ciri khasnya Mus Mulyadi bisa membawa keroncong pada Best Sales untuk Indonesia, Malaysia, Singapure sampai ke Suriname dan Amerika. Di tahun 90-an Rama Aipama menyanyikan lagu keroncongpun melejit hanya saja irama/beatnya dirubah  beat disco.

Sampai sekarang di tahun (2014) Pemerintah Republik Indonesia belum  mempatenkan bahwa musik keroncong adalah musik Asli Indonesia. Di beberapa media maupun pendapat banyak orang musik keroncong berasal dari Portugis. Pendapat tersebut dari para pakar maupun maestro keroncong jelas menolaknya dengan keras, "mereka sepakat musik keroncong berasal dari Indonesia, bukan dari penjajah Portugis.

Hal tersebut di atas menjadi bahan perdebatan yang panjang, sampai penulis menyusunpun di berbagai media cetak, elektrik sampai   browsingpun masih banyak yang mengklaim bahwa musik keroncong berasal dari Portugis. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk menelusurinya. Sebagai  penerus dan pelaksana musik keroncong  tanah air. Penulis mencoba membuat gambaran sebagai berikut:

Negara Indonesia yang lebih dikenal dulu dengan Nuswantoro (Nusantara)  mempunyai keanekaragaman seni dan budaya  dari Sabang sampai Merauke bisa dilihat sampai sekarang ini. Keanekaragaman Nusantara ini terjadi karena pengaruh dari para pendatang, bisa jadi penjajah, pelancong, saudagar, atau misionaris.  Dengan masuknya agama Hindu dan Budha membawa musik dengan peralatan ala negara asalnya seperti gamelan yang terdapat juga di negara Thailand, Bangkok. Datangnya para saudagar Muslim (Islam) dengan membawa  kesenian ataupun jenis musik yang berbeda  pula seperti  Rebana.  Pada abad ke 16 datanglah bangsa Portugis dengan jenis musik Fado yang terkenal itu, dengan dua alat (instrumen) para budak Portugis asik membawakan lagu mereka dengan satu penyanyi.

Tradisi diatonik dalam khasanah musik di Nusantara kali pertamanya masuk ke daerah Indonesia bagian timur (Maluku-Malaka-Ambon)  melalui orang-orang serta para pelaut Portugis dan Spanyol dalam konteks imperialisme abad ke-16. Tradisidiatonik ini telah memasukan nada solmisasi bagi tradisi vokal di daerah tersebut, dengan konsentrasinya di sekitar wilayah perbentengan orang-orang Spanyol dan Portugis di Santiago, Sulawesi Utara. Solmisasi karya seorang rahib Dominikan, Guido d’Areezo di abad ke-11 telah digunakan secara meluas di abad ke-17 dan 18, melalui Filipina masuk ke Sulawesi Utara dan sekitarnya sekitar akhir abad ke-16. Mereka datang ke Indonesia Bagian Timur  tanpa mengenalkan musik seni Eropa, tetapi mengenalkan musik Barat dengan iringan cavaqunho, yang di Hawaii disebut ukulele, biola, gitar, dan sebagainya sebagai sarana hiburan para pelaut di sekitar pemukiman benteng Portugis di Indonesia Bagian Timur  dan tempat lainnya.

Kekalahan tentara Portugis di Malaka oleh pasukan Belanda pada tahun 1641 membuat tradisi diatonik kerakyatan itu diteruskan oleh orang-orang Belanda pada abad ke-17 lewat agama Kristen dan mereka yang berada di sekitar perbentengan Belanda di Indonesia Bagian Timur dan Jawa. Kekalahan orang-orang Portugis itu telah membawa konsekuensi lanjutan bagi para pemandu dan pembantu orang-orang Portugis dalam perdagangan mereka di Nusantara, karena mereka itu terdiri atas orang-orang pribumi dari Malabar, Bengalen (kini Bangladesh), dan sebagainya, yang telah menjadi orang-orang merdeka sebelum tahun 1641. Orang-orang ini yang sejak tahun 1641 telah menjadi tawanan orang-orang Belanda yang diasingkan ke Kampung Tugusebuah tempat di sebelah timur Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari sinilah cikal bakal musik keroncong.

Di Surabaya sebagai salah satu pelabuhan yang disinggahi oleh Kolonial Belanda, transportasi yang mudah untuk orang-orang yang datang dari berbagi negeri ke  Nusantara melalui transportasi laut yakni pelabuhan. Tanjung Perak itulah pelabuhannya, Surabaya juga kesenian daerah ikut beradaptasi  dengan musik pendatang. Tapi  penulis tak tahu pasti gaya keroncong atau musik yang terbentuk di Surabaya, hanya terlihat  ada lagu jenis stambul datangnya dari Surabaya. Stambul  yang berarti Istambul Turki perpaduan musik dari Negeri Arab dengan musik keroncong Surabaya. 

Selama 350 tahunlah musik ngecrong (keroncong) berevolusi dan beradaptasi dengan musik-musik tradiosional. Maka tercipta musik keroncong gaya Jakarta dan Gaya Solo. Belum penulis dapatkan masuknya musik keroncong  ke kota Solo. Dari kota Sololah musik keroncong mengalami  penambahan dan perubahan cara memetiknya. Ukulele dipetik dengan tiga senar hingga berbunyi creng, kalau Betawi 1 (satu) senar hanya tik tik kaya ketukan. Benjo dipetik satu satu senarnya dengan pukulan triol tercipta bunyi tur tur tur, cello (kontra bas) seperti Gendang, Gitar tidak lagi menyanyi seperti gitar orkes gambus akan tetapi berimprofisasi seperti gambang, kalau gak salah yang memulai dibawakan oleh Bapak Sapari. Maka dikenal dengan gitar gaya Sapari. Hal lain yang ada pada keroncong gaya solo ada pukulan engkel 4/4 dan ada pukulan dengan birama rangkap 8/16.

Di semenanjung lain seperti Tanjung Emas Semarang ada musik keroncong tapi sama seperti keroncong Betawi (Tugu) perpaduan Gambang Semarang. Ya musik keroncong memang terlihat hanya di Pulau Jawa. Kebanyakan di semenanjung baik Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Periuk.



Dilihat dari susunan alur akord  yang dimainkan dalam musik keroncong hampir mirip dengan susunan musik blues dan juga  musik contry maupun rock n roll. Musik Blues menurut kelahirannya sekitar abat 18 dan musik country abad 19.  Penulis sangat kagum kepada founding father penciptaan susunan akord yang dimainkan. Kenyataannya ada perbedaan di sana sini dengan alur akor musik blues.  Sekali lagi mulai abad ini 18 dan 19 alat musik sudah tidak lagi asing bagi bangsa Indonesia karena lamanya Kolonial Belanda  duduk di bumi Pertiwi ini sehingga anak lahirpun saat itu sudah mengenal instrumen modern seperti gitar, violin, flut, terompet dan lain-lainya. Tak mustahil orang pribumipun sudah mahir memainkan instrumen bahkan mencipta lagu-lagu. Dari abad inilah musik keroncong mulai menuju kesempurnaannya. Perlu diketahui orang-orang Belanda "Penjajah" ada juga yang baik hati, mau memberikan ilmunya, mengajarkan kepada orang-orang pribumi seperti main musik, main sepak bola, membuat bangunan dan sebagainya.

Dari orang Belandalah penulis meyakinkan bahwa teknik bermain musik, membuat lagu, menulis lagu dan memperkenalkan musik-musik dunia kepada para pemusik pribumi. Memang gunanya untuk menghibur orang-orang atau tamu-tamu Belanda yang datang di suatu kota. Di desa penulis pada zaman kolonial belanda orang Ajibarang sudah mengenal Jez Beng (Jazz Band), Strek, selain Angguk musik tradisional dengan lagu-lagu Islam. Di Ajibarang sendiri muncul ada Group Keroncong sekitar tahun 50an (1950) Jazz Band dan Strek tahun 1930an. 

Stambul I
Lagu ini misalnya Terang Bulan, Potong Padi, Nina Bobo, Sarinande, O Ina Ni Keke, Bolelebo, dll. dengan struktur bentuk A - B - A - B atau A - B - C - D (16 birama):
·       |I , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
·       |, , , , |, , , , |, , , , |I , , , |
·       |I7, , , |IV, , , |, , V7, |I , , , |
·       |, , , , |V7, , , |, , , , |I , , , ||
Stambul II:
Lagu ini misalnya Si Jampang, Jali-Jali, di mana masuk pada Akord IV sebagai ciri Stambul II dengan struktur A - B - A - C (16 birama):
·         |I . . . |. . . . |. . . . |IV, , , | (tanda . artinya tacet)
·         |, , , , |, , , , |, , V7, |I , , , |
·         |, , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
·         |, , , , |, , , , |, , , , |I , , , ||

Stambul III:
Lagu ini misalnya Kemayoran, di mana mirip dengan Keroncong A sli sehingga sering salah diucapkan dengan Kr. Kemayoran, yang seharusnya Stambul III Kemayoran, dengan struktur Prelude - A - Interlude - B - C (16 birama):
·         Pr|I , , , |, , , , | Prelude 2 birama
·         A1|, , , , |, , , , |
·         A2|II#, , ,|V7, , , | Modulasi 2 birama
·         In|, , , , |IV, , , | Interlude 2 birama
·         B1|, , , , |I , , , |
·         B2|V7, , , |I , , , |
·         C1|, , , , |, , , , |
·         C2|V7, , , |I , , , ||
Langgam Keroncong]
Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisaHetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:
·         Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |


·         Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |


·         Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|


·         Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |

Stambul Keroncong:

Stambul Keroncong berbentuk (A-B-A-B') x 2 = 16 birama x 2 = 32 birama, merupakan modifikasi Stambul II yang 16 birama menjadi 32 birama (menyesuaikan standar Keroncong Abadi yang 32 birama). Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.

Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):

·         |I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari nada

·         |IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |

·         |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |

·         |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |

·         |I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , | 16 birama ini pengulangan dari 16 birama pertama atau sama

·         |IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |

·         |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |

·         |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
Keroncong Asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - B'. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Keroncong asli diawali oleh voorspel atau prelude, atau intro yang diambil dari baris 7 (B3) mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar; dan tussenspel atau interlude atauintermezzo di tengah-tengah setelah modulasi/modulatie/modulation yang standar untuk semua keroncong asli: Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:

·         Pr |V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | Prelude 4 birama diambil dari baris ke-7 (B3)

·         (A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |

·         (A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | Modulasi merupakan ciri keroncong asli sebanyak 4 birama

·         In |V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | Interlude 4 birama untuk semua lagu menjadi standar

·         (B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |

·         (B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |

·         (B3) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
·         (B2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |

    SKALA AKORD BLUES, ROCK n ROLL, COUNTRY
    Pengetahuan akan akord dominant 7th   karena blues di bangun atas dasar dan akar dari chord2 dominant 7th ,contohnya seperti ini alur akordnya:
    I7--IV7--I7--V7-..   atau yang termasuk sering di pakai blueser  I7 -IV7 -V7 ...




  1. I – IV – V [progresi paling umum dalam musik blues, country dan rock, contohnya : Sebagian besar lagu country, Summertime Blues, Love Me Do, Wild Thing, Louie Louie, Hang On Sloppy, dan Rock n Roll nya Led Zeppelin, dan lain – lain. O iya, tentu saja termasuk La Bamba..]
  2. ii – V – I [progresi paling umum dalam musik jazz, contohnya : Autumn Leaves, Fly Me To The Moon, I’ve Got You Under My Skin, I Will Survive, dan lain – lain.
  3. I – vi – ii – V [contohnya : Summer Holiday, L.O.V.E., Blue Moon, dan lain – lain]
  4. I – ii – iii – IV – V [contohnya : Like A Rolling Stone, dan lain – lain]


  5. Persamaan Scale Musik Keroncong, Blues, Rock n Roll, Country

    Keroncong     : I .....   IV ....    V ..... I 
    Blue               :  I....   IV7 ..... V7 ... I
    Country          : I .....   IV .....   V ..... I
    Rock n Rooll  : I7 ..... IV7 .....  V7... I

    ARRAGEMENT MUSIK KERONCONG
         Pada awal permainan musik keroncong diawali proospel  dan/atau intro di tengah lagu adanya interlude dan coda  diakhir lagu. Prospel keroncong dimainkan secara solo  dan atau duet bisa dengan violin, flute atau guitar  secara bergantian seperti permainan solo instrumen pada gending-geding jawa.  Pada lagu langgam Jawa diawali dengan bowo yakni lagu pembuka tanpa iringan musik,  kadang pula bisa juga dengan iringan musik jenggleng yaitu musik yang menjawab pada akhir bait secara tiba2 dengan bunyi gleng gleng maka disebut jegleng. Pada permainan solo biola atau flute susunan nada seperti musik klasik pada umumnya, sebagai contoh sol...... fi sol la...... sol mi so do mi sol..  mi fa sol la... sel   I rall (semua instrumen dimainkan dengan rall/dikocok)  sol do sol re sol .... re mi fa V (satu pukulan all instrument)  sol .... si... re fa ..... si do  I (musik mulai jalan) diteruskan dominan (I, IV, V, I)   mulai lagu.
         Pada langgam jawa  bisa dengan bowo seorang penyanyi  membawakan bowo dengan diteruskan lagu. Demikian pula pada jenis lagu Stambul II contoh lagu dengan judul Baju Biru, banyak arragement (aransir) dengan prospel pada guitar, flute atau biola hanya sekali langsung masuk  lagu dan musik masuk pada posisi IV.
        Melodi interlude  rangkaian nada untuk mengantar lagu ke reffrein ada 2 atau bar sebagai contoh sol la si do re.... do si  do re mi fa mi re do si la sol..... masuk IV lagu untuk jenis keroncong.  Pada langgam keroncong biola/flute hanya mengantarkan perpindahan nada dan dominan pada setiap satu kooplet satu  bait selesai mau ke baik berikutnya.
         Coda pada umumnya melodi dominan yakni I...... IV..... V..... I,   pada masa tahun 50an coda biasanya langsung habis bersamaan dengan lagu. Dalam perkembangannya bebas menggunakan melodi dan arragement tidak harus dominan dan juga berakhirnya lagu.

         Guitar dapatlah diperhatikan hampir seperti permainakan pada orkes gambus (arabia) dengan melodi mengikuti lagu, atau pada gambang (jawa, jakarta, talempong) untuk penuntu lagu. Sedangkan pada musik keroncong Gitar bermain non melody. Pada  akhir tahun 1930an tokoh musik keroncong Solo yakni Bapak Sapari merubah  melodi maksudnya tidak  bermain seperti lagu yang dinyayikan. Permainan gitar keroncong inilah yang dikenal dengan melodi ala Sapari. contoh pada permainan dominan  (I, IV, V, I) : so la si do mi do sol fa me do la le... sol mi fa la do fa mi re si la soh fa mi re do menggunakan skala nada bisa deterapkan pada semua lagu. 
         Instrumen lain seperti Cello (contra bas) bermain seperti Gendang  untuk mengatur tempo musik.  Bass hanya bermain pada posisi bas ketukan bawah.
         Cuk mengalami banyak perubahan dan antar Keroncong Tugu (Alla Jakarta) dan Solo berbeda. Keroncong tugu memainkan cuk (benjo) Crong.. crong ... crong   tiga senar dipukul bareng, pada Keroncong Solo dipetik satu persatu 1 3 5 (do mi sol)  tiap satu pukulan 2 ketukan dan jadi 4 ketukan bila wilet (double). Cak pada musik Keroncong Tugu dan Solo  dipukul tunggal dan ganda.
         Pada prinsipnya  permainan musik keroncong makin dinamis Violin  bermain untuk mengantarkan lagu atau istilah musiknya beramain atas, dan flute bermain bawah.  Selo (contra bas) bermain seperti alat gendang  mengatur tempo. Ukule seperti peking pada gending Jawa pukulan sinkop/atas (^). Cuk (benjo) seperti tugas kethuk dan bonang pada gending Jawa pada ketukan bawah seperti  fungsi bas. Keroncong jenis ini yang berkembang di Jawa Tengah terutama Solo. Di daerah lain Betawi (Jakarta), Surabanya, Semarang tetap berbunyi crung-crung untuk Cuk (benjo) Cak (ukulele) cring-cring.
         Vokalis, penyanyi pada keroncong banyak menggunakan cengkok dengan ekspresi yang penuh masing-masing.  Dengan suara yang mendayu-dayu kadang cenderung ke jenis lagu seriosa karena pada not not panjang biramanya mesti suara vibrasi sangat terdengar kuat.  Memang ada beberapa lagu jenis keroncong yang pendek-pendek dalam menyanyikannya seperti  lagu jenis keroncong Stambul  I (Stb. I) seperti jali-jali, sirih kuning lagu-lagu kebanyakan keroncong  Betawi (Tugu) jarak antara koop satu dengan lain hanya satu  ketukan tanpa ada ruang  utnuk vibrasi. Vokalis Keroncong Betawi (Tugu) kebanyakan wanita dengan suara melengking seperti lagu-lagu Fado dan Moorisko dari Arab untuk seorang pria menyanyikan lagu wanita dengan suara falseto melengking tinggi karena di Arab suara wanita itu haram hukumnya bila untuk bernyanyi atau diperdengarkan untuk tontonan. 
         Kembali ke vokalis keroncong baik laki-laki maupun perempuan mendayu-dayu dengan vibrasi ada di sana-sini untuk mengisi  memenuhi panjangnya notasi. Dengan suara yang biasa tanpa valseto hanya cengkok  menjadi ciri khas keroncong,  Suara nggandul seperti pesinden untuk beberapa penyanyi senior keroncong. Di sini banyak pemain musik yang belum terlatih akan kehilangan mat terutama pemain Bas, karena  jatuhnya lagu pada waktu Bas sudah berbunyi. Di beberapa lagu selain musik Gending Jawa dan Keroncong  lagu berakhir pada setiap bar-nya jatuh pada Bas bukan Contra Bas (tepat ketukan), sebagai ilustrasi lagu Bengawan Solo.. 55 6.... 3.5 bengawan solo   notasi 5 (LO) jatuh bersamaan dengan 1 (DO) pada  Bas. Akan tetapi yang disebut nggandul  notasi bengawa solo bas sudah dipukul 1 (do) vokalis baru setengah kemudian baru LO (bengawan so-lo).

    KESIMPULAN 
    Dapatlah penulis sampaikan disini bahwa:
    1. Orang Indonesia  mengenal Instrument (alat) musik modern  berasal dari alat-alat (instrumen) yang dibawa oleh orang-orang Portugis, seperti gitar klasik dan gitar tradisional Portugis sampai sekarang tidak populer bahkan tidak ada.
    2. Pada masa penjajah Belanda (Duth)  instrumen musik  bukan hanya gitar  melainkan  violin, flute, cello, bas. terompet  (alat tiup)
    3. Musik Portugis yang bernama Fado sangat jauh komposisinya dalam hal  susunan akord dengan musik keroncong. Musik Fado progresi akordnya bebas.  
    4. Musik Fado dimainkan dengan dua instrumen guitar klasik dan guitar portugis, sendang musik keroncong biola, flut, guitar, cak, cuk cello bass guitar.
    5. Susunan akord musik keroncong baku/tetap (seperti susunan keroncong, Langgam, dan stambul) cenderung mengikuti musik blues Rock n roll maupun country  musik yang dibawa bangsa kolonial Belanda pada abad 18.
    6. Dalam perkembangannya musik keroncong mengikuti daerah dimana musik keroncong berada, keroncong  berkolaborasi dengan musik daerah (tradisional) seperti keroncong Tugu berkolaborasi dengan musik lenong (asli betawi),  keroncong solo mewakili jawa berkolaborasi dengan  gending jawa, keroncong Surabaya berkolaborasi dengan Jawa Timuran, demikian Semarang dengan gaya Semarangan  kolaborasi  itulah  musik tradisional dengan  musik modern yang menjadikan adanya musik keroncong. 
    7. Musik keroncong dipengaruhi oleh musik Potugis dalam hal ini alat  Ukulele (hawain) demikian lagu yang mendayu-dayu jenis musik fando dan moorisko (Bangsa Moor Arab) Instrumen lain seperti  Cak (ukulele dg. senar baja) Cuk (Ukulele) dengan senar nilon  Biola, Gitar, Flute, Contra Bass (Cello) dan  Bas  adalah  hasil pengaruh dari penjajah Belanda. Struktur (susunan)  Akord keroncong banyak dipengaruhi  musik Blues, 
    8. Pengaruh musik mulai abad 16 s.d 19 terlahirlah Genre Musik Keroncong. 
    Baca selengkapnya :  Sejarah Musik Keroncong

    luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com